diswaysolo.id – Dalam beberapa tahun terakhir, Kota Solo telah melaksanakan pembangunan dan revitalisasi infrastruktur secara masif melalui 17 program prioritas, yang juga mencakup berbagai objek wisata seperti Lokananta, Taman Balekambang, Pura Mangkunegaran, Solo Safari, dan Keraton Solo.
Sebagian besar revitalisasi objek wisata tersebut telah rampung dan berkontribusi pada peningkatan jumlah kunjungan wisata di Kota Solo.
Revitalisasi pertama yang dilakukan di sektor pariwisata adalah Lokananta, studio rekaman tertua di Indonesia, yang mulai direvitalisasi pada tahun 2022.
Menurut informasi dari laman resmi BUMN, proyek ini dilaksanakan oleh Kementerian BUMN melalui PT Danareksa (Persero) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dengan luas area mencapai 2,1 hektare.
Pembangunan fisik Lokananta dimulai pada bulan November 2022, ditandai dengan pertunjukan Lokananta Reload pada 27 November 2022.
Pembangunan ini selesai dalam waktu enam bulan, dan Lokananta diresmikan pada 3 Juni 2023. Proyek revitalisasi studio rekaman yang memiliki koleksi sekitar 50.000 piringan hitam ini menghabiskan anggaran sekitar Rp50,725 miliar.
Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana proses revitalisasi objek wisata di Kota Solo telah secara signifikan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Mengutip dari Solpos.com, mari kita simak dan baca hingga akhir!
Taman Balekambang kini telah mengalami perubahan yang total
Pada tahun 2022, pemerintah melaksanakan revitalisasi objek wisata Taman Balekambang di Solo. Proyek ini memakan waktu dua tahun dan dijadwalkan selesai pada 25 Juli 2024.
Revitalisasi Taman Balekambang dikerjakan oleh kontraktor dari PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero. Nilai kontrak untuk proyek ini mencapai Rp154.703.287.500 yang diambil dari APBN.
Transformasi Taman Balekambang sangat signifikan. Kini, terdapat berbagai fasilitas baru seperti panggung pertunjukan terbuka, gedung pertunjukan, pendopo kedatangan, kandang burung, taman rusa, taman bunga, skywalk, embung, dan Kolam Partini.
Solo Safari – Keraton Solo
Pemerintah juga melakukan revitalisasi objek wisata Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Solo. Peletakan batu pertama untuk revitalisasi TSTJ dimulai pada 18 Agustus 2022.
Proses revitalisasi ini dibagi menjadi dua tahap, dengan tahap pertama dimulai pada September 2022 dan tahap kedua pada September 2023.
Biaya untuk tahap pertama mencapai Rp35 miliar, sedangkan tahap kedua menghabiskan Rp30 miliar. Dengan investasi yang signifikan, TSTJ, yang kini dikenal sebagai Solo Safari setelah dibuka pada 27 Januari 2023, mengalami transformasi total, termasuk penambahan koleksi satwa dan pembangunan restoran.
Menjelang akhir 2022, revitalisasi objek wisata dilanjutkan di Kompleks Mangkunegaran, Solo, yang dikelola oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satu proyek yang paling mencolok adalah pembangunan Taman Pracima Tuin.
Pracima Tuin mengusung konsep taman dari era Mangkunagoro VII sekitar tahun 1920, dengan arsitektur yang menggabungkan unsur Eropa dan Jawa, menciptakan suasana yang mewah dan megah.
Berbeda dengan masa lalu ketika taman ini hanya diperuntukkan bagi keluarga kerajaan, kini Pracima Tuin dibuka untuk umum setelah diresmikan pada 21 Januari 2023.
Revitalisasi berikutnya akan dilakukan di Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan milik Keraton Solo. Dalam proses lelang, PT Wahyu Prima terpilih sebagai pemenang dengan nilai kontrak sebesar Rp29.388.101.554,38.
Pekerjaan ini diperkirakan selesai dalam waktu kurang dari setahun, dan akan dibuka kembali untuk umum pada Minggu, 3 November 2024.
Revitalisasi Keraton Solo direncanakan akan terus berlanjut. Terbaru, menurut laporan dari kantor berita Antara, Pemerintah Kota Solo telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp14 miliar untuk revitalisasi beberapa lokasi di Keraton Solo, termasuk Masjid Agung dan Siti Hinggil Selatan yang mulai mengalami kerusakan.
Kunjungan Meningkat Signifikan
Revitalisasi objek wisata di Kota Solo terbukti efektif dalam meningkatkan jumlah pengunjung. Pjs General Manager Solo Safari, Muhammad Kartiwa, mengungkapkan bahwa setelah revitalisasi selesai.
Solo Safari langsung ramai dikunjungi. Menurutnya, penampilan baru Solo Safari telah menarik banyak pengunjung.Hal ini terlihat pada tahun pertama pembukaan Solo Safari, di mana jumlah pengunjung pada 2023 mencapai 599.000 orang.
Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, peningkatan jumlah pengunjung Solo Safari pada tahun tersebut mencapai 56% dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk mempertahankan jumlah pengunjung, Solo Safari telah menyiapkan berbagai strategi, termasuk menyelenggarakan acara berskala nasional.
“Kami juga memaksimalkan promosi digital dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk menciptakan paket bundling dan acara kolaboratif,” ujarnya.
Plt Kepala UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang Solo, Bonita Rintyowati, menyatakan hal serupa. Sejak dibuka pascarevitalisasi, Taman Balekambang selalu menjadi tujuan utama wisata di Kota Solo.
“Dari segi pengunjung, jelas ada peningkatan yang signifikan, mencapai 60%,” katanya saat diwawancarai, Jumat, 14 Februari 2025.
Dia menambahkan bahwa daya tarik Taman Balekambang tetap kuat hingga saat ini. Saat ini, pengunjung Taman Balekambang tidak hanya berasal dari Soloraya, tetapi juga dari berbagai daerah lain. Bahkan, banyak bus besar yang kini terparkir di Balekambang.
“Pertimbangan wisatawan dari luar kota adalah setelah mengunjungi Masjid Zayed, mereka melanjutkan perjalanan ke Taman Balekambang. Terkadang ada yang datang dari Purwodari, Kudus, hingga Bandung,” ujarnya.
Untuk menyambut pengunjung, Taman Balekambang Solo secara rutin mengadakan berbagai acara khusus. Misalnya, setiap akhir pekan diadakan kulineran, pertunjukan seni Sendratari, serta acara khusus saat perayaan Natal, Tahun Baru, dan Imlek.
Tingkatkan Promosi
Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Disbudpar Solo, Gembong Hadi Wibowo, menyatakan bahwa revitalisasi objek wisata yang dilakukan secara besar-besaran di Kota Solo memberikan dampak positif.
Menurut Gembong, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Solo pada periode 2023 hingga 2024 mengalami peningkatan sebesar 9,32%. Angka tersebut belum termasuk pengunjung yang menginap dan mereka yang berkunjung ke pasar tradisional seperti Pasar Gede Solo.
“Revitalisasi beberapa destinasi wisata yang dimulai sejak 2022, seperti Pura Mangkunegaran, Solo Safari, dan Balekambang, telah menunjukkan hasil yang signifikan.
Dari analisis kami, jumlah kunjungan mengalami peningkatan,” ujarnya saat ditemui di kantornya pada hari Jumat.
Masyarakat menunjukkan antusiasme yang tinggi, terutama setelah revitalisasi objek wisata di Solo selesai. Lokananta, misalnya, setelah dibuka kembali, data dari Disbudpar Solo menunjukkan bahwa jumlah pengunjung pada 2023 hingga 2024 meningkat hingga 718%.
Hal serupa juga terjadi di Taman Balekambang. Setelah ditutup selama dua tahun untuk proses revitalisasi, pada 2024 tercatat 328.308 pengunjung dengan rata-rata kunjungan bulanan mencapai 82.077 orang.
Pura Mangkunegaran juga mengalami lonjakan pengunjung yang signifikan. Dengan hadirnya ikon baru, Pracima Tuin, yang dibuka pada Januari 2023, jumlah kunjungan ke Pura Mangkunegaran dari 2022 ke 2023 meningkat hingga 254%.
Gembong menambahkan bahwa ke depannya, promosi akan terus dilakukan, terutama melalui media sosial, untuk menjaga dan meningkatkan jumlah pengunjung ke objek wisata di Kota Solo.
Dia menekankan pentingnya strategi yang tepat agar konten mengenai wisata Kota Solo dapat disampaikan secara efektif.
“Strategi yang kami terapkan, misalnya, adalah menyampaikan informasi terkait wisata melalui media sosial yang sesuai dengan target. Misalnya,
kami menargetkan kelompok usia 22 hingga 35 tahun, karena biasanya kelompok usia ini adalah yang paling banyak berkunjung ke Kota Solo,” tuturnya.
Demikian ulasan mengenai proses revitalisasi objek wisata di Kota Solo menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah kunjungan wisatawan. Semoga informasi ini bermanfaat.