Klaten  

Wisata Candi Lumbung Kisah Persaingan Eksitensi Dua Wangsa Besar

Candi Lumbung memliki kisah persaingan eksitensi dua wangsa besar
Candi Lumbung memliki kisah persaingan eksitensi dua wangsa besar

KLATEN, diswaysolo.id – Wisata candi lumbung ini adalah salah satu kompleks percandian Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah.

Wisata candi lumbung merupakan candi bercorak Buddha yang berada di kawasan Prambanan, candi ini terletak di antara kelompok Candi Prambanan dan Candi Sewu.

Wisata candi lumbung yang dibangun di masa Kerajaan Mataram Kuno di masa Wangsa Syailendra ini memiliki bentuk yang berbeda dengan candi-candi yang ada di komplek Candi Prambanan.

Salah satu candi di Kabupaten Klaten ini bernama Candi Lumbung dan candi ini berlokasi di Tlogo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Berikut fakta unik Candi Lumbung:

1.Ketinggian Bangunan

Bangunan ini berdiri di atas batur yang memiliki ketinggian 2,5 meter, pintu masuk dan tangga berada di sisi timur yang dilengkapi dengan bilik penampil serta lorong menuju ke dalam candi.

Atap candi utama sudah hancur tapi bangunan atapnya yang berbentuk stupa dengan ujung yang runcing mirip dengan candi perwira,  memiliki pesona bangunan yang cukup unik dan sebab candi utamanya yang dikelilingi 16 candi perwara.

2.Nuansa Klasik

Tempat wisata ini juga menyajikan spot instagenic yang memiliki nuansa klasik dengan bangunan bersejarahnya, fasilitas yang ada di Candi juga sudah memadai, seperti ada pusat informasi, toilet dan kamar mandi, gazebo, spot foto instagramable, area parkir yang luas, tempat ibadah, warung wisata, dan pusat oleh-oleh, suvenir serta cenderamata.

3.HTM

Harga tiket masuk ke wisata sejarah dan edukasi ini dibanderol seharga Rp30.000, harga tersebut sebanding dengan apa yang kita dapatkan di dalam sana.

Biaya parkir motor di hargai Rp3.000, Rp5.000 untuk mobil dan Rp15.000 untuk bis, jam operasional Candi Lumbung dimulai dari jam 08.00 WIB sampai 17.15 WIB.

Baca Juga:  Jembatan Gondola Girpasang Objek Wisata Populer, Sambil Menikmati Alam

4.Ciri Khas

Asal usul nama wisata ini belum diketahui dengan jelas, nama Lumbung merupakan sebutan masyarakat sekitar karena bentuk candi mirip dengan lumbung (tempat penyimpanan padi).

Bentuk Candi ini tidak jauh berbeda dengan Candi Sewu, hal tersebut diketahui dari candi-candi perwaranya yang mirip dengan atap candi pewara di Sewu, yaitu atapnya berbentuk stupa dan karakteristik tersebut menunjukkan bahwa Candi Lumbung berlatar belakang Buddha.

5.Fungsi Candi

Berdasarkan pendapat Boechari ahli epigrafi menyebutkan bahwa fungsi wisata Candi Lumbung adalah sebagai tempat persemayaman Triatna, Triatna adalah tiga mustika agung dan nilainya tidak dapat diukur, namun perlu dimengerti, diyakini, dan dipahami oleh umat Buddha dan pendapat Boechari tersebut berdasarkan Prasasti Kelurak yang saat ini tersimpan di Museum Nasional Jakarta.

6.Sejarah

Wisata candi Lumbung ini diperkirakan mulai dibangun pada abad ke-9 hingga ke-10 Masehi dan pada saat yang bersamaan pula, keluarga dari Wangsa Syailendra yang menganut agama Budha juga sedang mendirikan Candi Borobudur.

Rakai Pikatan yang waktu itu menjadi penguasa baru di tanah Jawa dengan latar belakang agama Hindu yakni Wangsa Sanjaya, berusaha menyaingi eksistensi dari penganut Buddha itu.

Wangsa Syailendra memang sudah lebih dulu membangun Candi Borobudur yang begitu megah, termasuk mendirikan Candi Lumbung dan kemudian Rakai Pikatan membangun Candi Prambanan untuk menghormati sekaligus persembahan kepada Dewa Siwa dimana ia juga menandingi keberadaan Candi Borobudur.

Keberadaan Candi Lumbung juga diduga menjadi salah satu alasan bagi Rakai Pikatan untuk membangun Candi Prambanan.