Istana Pura Mangkunegaran Surakarta Miliki Museum hingga Tamu Dilarang Pakai Batik Parang

ISTANA PURA - Istana Pura Mangkunegaran Surakarta memliki museum.
ISTANA PURA - Istana Pura Mangkunegaran Surakarta memliki museum.

SURAKARTA, diswaysolo.id- Di sini pasti pernah ada yang mendengar tentang istilah istana pura Mangkunegaran yang menjadi sebuah bangunan bersejarah yang ada di Indonesia.

Istana pura Mangkunegaran menjadi salah satu sasaran eksplorasi kerja sama pengembangan wisata Joglosemar untuk mendukung Borobudur sebagai salah satu dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

Kota Surakarta atau dikenal juga dengan nama Solo punya banyak tempat menarik untuk dikunjungi, salah satu tempat menarik untuk teman-teman jadikan pilihan berwisata adalah istana Pura Mangkunegaran.

Isatana pura Mangkunegaran merupakan salah satu tempat bersejarah yang kini berubah menjadi objek wisata sejarah Kota Solo dan wajib Anda kunjungi.

Berikut Fakta Unik Pura Mangkunegaran:

1.Sejarah 

Istana Solo berdirinya karena adanya penandatanganan Perjanjian Salatiga yang terjadi antara Raden Mas Said dengan Sunan Pakubuwana III di kota Salatiga pada 17 Maret 1757.

Bahkan proses penandatanganan perjanjian disaksikan langsung oleh VOC dan perwakilan Sultan Hamengkubuwana I, sejak tahun 1757-1946, Kadipaten Mangkunegaran menjadi kerajaan otonom sehingga mempunyai wilayah yang luas bahkan berhak mempunyai tentara sendiri, independen dari Kasunanan.

2.HTM

Walaupun termasuk dalam bangunan bersejarah, jika Anda yang ingin datang ke tempat ini tidak perlu khawatir,Karena harga tiket masuk wisata ke peninggalan kerajaan ini hanya Rp.20.000/orang (wisatawan lokal) serta Rp.40.000 (wisatawan mancanegara).

Tapi untuk yang datang menggunakan sewa bus akan dikenakan biaya tambahan yaitu retribusi parkir, perlu diingat ya jika harga tiket masuk Mangkunegaran Surakarta dapat berubah sewaktu-waktu.

3.Tour Keliling

Saat memasuki Istana Surakarta ini Anda akan menikmati keindahan Halaman pertama yang disebut pamedan, sebuah lapangan persegi panjang.

Lalu di sebelah timur pamedan Anda akan menemukan bangunan Kavaleri Artileri yang memiliki dua lantai dan bernuansa Eropa, dulunya tempat ini berfungsi sebagai tempat pasukan Legiun Mangkunegaran.

Baca Juga:  Oleh-oleh Khas Surakarta yang Banyak Direkomendasikan

4.Larangan

Ada beberapa aturan yang harus dipatuhi untuk mengadakan acara di pura ini, salah satunya yakni kesenian Jawa dilarang mengenakan batik bermotif parang atau lereng selama berada di pura.

Sebagai informasi batik motif parang hanya boleh dikenakan oleh keluarga keraton, memiliki makna yang menyiratkan kekuatan dan pertumbuhan yang digunakan oleh raja.

5.Pracimoyasa

Pracimoyoso adalah ruang keluarga yang posisinya menghadap taman terbuka. Bagian ini kerap digunakan untuk rapat dan juga acara besar lainnya.

Di istanan Pura Mangkunegaran juga sering sekali digelar sejumlah acara, salah satunya acara pernikahan anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep dengan Erina S Gundono.

6.Latihan Tari Tradisional

Pura Mangkunegaran sebagai pusat kegiatan seni rutin menggelar latihan tari setiap Rabu dan latihan karawitan setiap Sabtu, kamu bisa mengikuti pelatihan tersebut dengan memesan paket wisata yang diikuti minimal 25 orang.

Paket wisata itu meliputi workshop tari Gambyong Retno Kusumo (untuk perempuan) atau tari Bondoyudo (untuk laki-laki) dan mengunjungi museum.

7.Hidangan Khas Mangkunegaran

Taman Pracima bukanlah sebuah taman biasa, karena di dalamnya terdapat restoran yang menyajikan menu-menu khas Mangkunegaran.

Mengusung konsep restoran yang berbeda dibandingkan biasanya, pengunjung yang datang kesini harus mengikuti beberapa persyaratan.

Untuk makanannya sendiri pun menyajikan makanan khas Mangkunegaran, dimana makanan ini merupakan favorit eyang Mangkunagoro sebelumnya.

8.Arsitektur Bangunan

Saat berkunjung ke istana Pura Mangkunegaran, wisatawan bisa menikmati keindahan arsitektur Jawa yang hamper keseluruhan terbuat dari kayu.

Ada tiang-tiang kayu berbentuk persegi yang menyangga atap joglo yang diambil dari pepohonan di hutan Donoloyo, Wonogiri dan menariknya seluruh bangunan ini didirikan tanpa menggunakan paku.