BOYOLALI, diswaysolo.id – Wisata candi Lawang terletak di Dusun Dangean, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Di situs ini terdapat satu candi induk dan beberapa candi perwara (pendamping) yang diperkirakan berasal dari zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Bangunan Wisata Candi Lawang tidak lagi utuh dan pada candi induk hanya tersisa bagian kaki, tangga, dan pintu masuk, karena penampakan pintunya sangat menonjol, candi ini disebut Candi Lawang.
Wisata Candi Lawang ini merupakan sebuah kompleks candi yang untuk umat hindu di masa lalu,teridentifikasi setelah adanya yoni dan beberapa arca Durga Mahisasuramardini yang masih ada di halaman candi.
Di Kabupaten Boyolali terdapat sebuah peninggalan sejarah berupa candi, salah satunya ada wisata candi lawang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dan dibangun pada abad ke-9 Masehi.
Berikut Informasi Singkat Wisata Ini:
1.Lokasi
Tempat ini berada di lereng timur Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 932 meter di atas permukaan laut (mdpl), candi ini berada ditanah seluas lebih kurang 500 m2 berbatasan tebing di sisi utara dan timur dengan kemiringan 80 derajat dan posisi Candi Lawang sedikit tersembunyi karena berada persis di belakang rumah warga.
2.Lima Struktur
Di situs ini ditemukan lima struktur bangunan, yakni candi induk dan empat candi perwara atau pendamping yang mengapit di kanan kiri dan menghadap bangunan utama.
Bagian candi induk yang berdenah bujur sangkar ini sudah tidak utuh atau runtuh dan aturnya berukuran 6,4 m x 6,4 m, sementara tubuh candi berukuran 5 meter dan menghadap ke barat.
Bagian tubuh Candi ini tidak lengkap karena hanya tinggal sebagian, yaitu di sudut barat daya dan lantainya juga sudah rusak sehingga bagian sumuran candi terlihat.
3.Sejarah Pendirian
Bangunan Candi Lawang diperkirakan didirikan sekitar abad IX-X Masehi, berdasar pada perbingkaian bagian kaki candi yang merupakan ciri khas profil Jawa Tengah.
Perbingkaian itu terdiri dari pelipit rata, sisi genta, dan belah rotan atau halfround, dasar lain yang mendukung perkiraan masa pendirian candi adalah inskirpsi yang terdapat di ambang pintu sisi kiri atau selatan.
4.Ragam Relief
Bangunan induk memiliki ragam hias motif kertas tempel berbentuk belah ketupat dengan ceplok bunga di bagian tengah bidang tersebut, selain motif tersebut terdapat motif untaian bunga dan di antara untaian tersebut terdapat manik-manik dan motif daun.
Di atas bagian berhias tersebut menonjol keluar dengan dihias antefik sudut dan antefik tengah yang berhias motif flora, namun banyak terdapat antefik yang masih polos tanpa motif hias.
5.Candi Perwara 1
Wisata candi lawang ini i bangunan candi perwara 1 dan lokasinya berhadapan dengan bangunan induk atau menghadap timur, denah bangunan berbentuk persegi panjang memanjang utara-selatan dengan tiga pondasi tangga masuk dan bangunan hanya tersisa bagian fondasi, sedangkan kaki, tubuh, maupun atap sudah tidak ada lagi.
6.Candi Perwara 2
Sedangkan bangunan candi perwara 2 terletak di samping kanan bangunan induk atau di sebelah utara bangunan induk, tidak ditemukan lagi bagian kaki, tubuh, maupun atap bangunan, sehingga yang tersisa hanya tumpukan batu dan sebuah yoni yang berada di atas pondasi bangunan dan tidak ada motif hias atau dekorasi apapun pada yoni tersebut.
7.Candi Perwara 3
Sementara itu bangunan candi perwara 3 terletak di samping kiri bangunan induk atau di sebelah selatan bangunan induk, sama seperti perwara 2, tidak ditemukan lagi bagian kaki, tubuh, maupun atap bangunan, dan hanya menyisakan tumpukan batu di atas pondasi bangunan dan candi perwara 4 berada di belakang bangunan induk, namun butuh penelitian lebih lanjut karena denahnya tidak terlihat.
8.Portal Gaib
Muncullah beberapa mitos mengenai wisata Candi Lawang yang pembuatannya belum jelas, konon candi ini adalah gerbang magis ke Kerajaan Majapahit yang pintunya dijaga pengawal gaib Raja Majapahit.
Padahal era pembangunan candi ini berbeda dengan Majapahit, konon ada juga mitos lain bahwa candi ini aslinya pintu gaib ke Laut Selatan milik Nyi Roro Kidul.
Uniknya kedua mitos tersebut berkaitan dengan pintu yang dalam bahasa Jawa adalah lawang, hal ini karena pintu utama di candi ini masih tegak berdiri di saat badan candinya rusak parah.