Menggali Sejarah Patung Kuda Berjajar di Boyolali, Simbol Kemenangan dan Keberanian

Sejarah Patung kuda berjajar di Boyolali sebagai simbol kemenangan
Sejarah Patung kuda berjajar di Boyolali sebagai simbol kemenangan

BOYOLALI, diswaysolo.id – Kabupaten Boyolali memiliki sebuah ikon yang dikenal dengan nama Patung Arjuna Wijaya. Patung kuda berjajar ini berada di pusat kota Simpang Lima Boyolali.

Menurut informasi dari laman perpusda.Boyolali.go.id, kawasan Simpang Lima sering dikunjungi oleh masyarakat, terutama pada sore hari dan saat hari libur. Banyak pengunjung dari luar Boyolali yang meluangkan waktu untuk melihat Patung Arjuna Wijaya.

Pendirian patung ini memiliki hubungan erat dengan kisah Perang Baratayuda. Dalam cerita tersebut, Arjuna berhadapan dengan Adipati Karna, yang merupakan saudaranya, dan akhirnya Arjuna keluar sebagai pemenang.

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai sejarah patung kuda berjajar di Boyolali, yang menjadi simbol kemenangan dan keberanian. Mari kita simak bersama hingga akhir!

Sejarah Patung Kuda berjajar di Boyolali

Patung Arjuna Wijaya adalah lambang dari kemenangan, keberanian, dan semangat kesatria Arjuna dalam Perang Baratayuda. Ide untuk mendirikan patung ini berasal dari pemikiran Presiden Suharto saat kunjungannya ke Turki.

Presiden Suharto menginginkan sebuah patung yang dapat berfungsi sebagai monumen di jalan protokol Jakarta dan mencerminkan filosofi Indonesia. Oleh karena itu, patung Arjuna Wijaya didirikan di persimpangan Jl. Medan Merdeka dan Jl. MH Thamrin pada tahun 1987.

Sebagai simbol kemenangan Arjuna, Boyolali juga berkeinginan untuk memiliki monumen yang menjadi ikon kota. Patung tersebut kemudian dibangun di pusat kota Boyolali.

Patung Arjuna Wijaya di Boyolali terbuat dari perunggu dengan struktur penyangga yang sangat kuat, mampu menahan beban hingga dua ton. Patung ini menjadi yang terbesar di Indonesia jika dibandingkan dengan patung sejenis di Jakarta dan Bali.

Jumlah kuda yang terdapat pada patung ini juga lebih banyak, yaitu 13 patung kuda. Kuda-kuda tersebut digambarkan dalam formasi yang menunjukkan gerombolan kuda yang menarik kereta yang dikendarai oleh Krisna dan Arjuna, yang siap melepaskan panah kepada musuh.

Baca Juga:  Kuliner Malam yang Ada di Boyolali, Mau Pilih yang Mana?

Proses pembuatan patung yang menjadi simbol kemenangan Arjuna dan ikon Boyolali dilakukan di Yogyakarta, dengan biaya sekitar Rp6 miliar untuk memberikan tampilan yang megah.

Proyek pembuatan Patung Arjuna Wijaya dipimpin oleh Dunadi, seorang ahli patung dan pemilik Studio Satiaji Mandiri, selama enam bulan.

Proses pembuatan dimulai dengan pembuatan sketsa, dilanjutkan dengan pembuatan maket dan model, serta pencetakan. Setelah itu, dilakukan pengecoran menggunakan bahan fiber. Setelah pengecoran pertama selesai, proses dilanjutkan dengan pengecoran tembaga.

Patung ini menggambarkan Krisna dan Arjuna yang berdiri di atas kereta kuda, masing-masing memegang panah dengan anak panah yang siap untuk menyerang musuh. Dimensi patung ini mencapai panjang 24 meter dan tinggi 25 meter.

Sejarah 13 ekor kuda yang menarik kereta perang melambangkan filosofi kepemimpinan alam semesta, yang terdiri dari delapan simbol, dikenal sebagai asta brata.

Simbol asta brata mencakup matahari (surya), bumi (kisma), bulan (candra), bintang (Kartika), samudera (baruna), api (agni), hujan (tirta), dan angin (samirana). Dari 13 ekor kuda, lima di antaranya melambangkan semangat juang yang tak pernah padam.

Demikianlah penjelasan mengenai sejarah patung kuda yang berjajar di Boyolali, sebagai simbol kemenangan dan keberanian. Semoga informasi ini bermanfaat.