Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Tegal Berharap Bahasa Tegalan Masuk Dalam Muatan Lokal Sekolah

DIALOG KEBUDAYAAN – Sejumlah narasumber saat dialog kebudayaan yang dikemas Malam Ilir-ilir di pelataran Gedun
DIALOG KEBUDAYAAN – Sejumlah narasumber saat dialog kebudayaan yang dikemas Malam Ilir-ilir di pelataran Gedun

SLAWI, diswaysolo.id – Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Tegal (DKD-KT) kembali mengadakan dialog yang dikemas dengan malam ilir-ilir. Bertempat di Gedung Rakyat Slawi, Senin, 23  September 2024, kali ini dialog mengangkat tema, Bahasa dan Tradisi Lisan: Guyon Tegalan.

DIIRINGI karawitan dari Sanggar Sekar Arum pimpinan Ki Widodo, malam itu tampak sejumlah orang dari berbagai komunitas mendatangi pelataran Gedung Rakyat Slawi. Mulai dari komunitas standupindo Tegal, KNPI, karang taruna, sanggar seni/budaya, pengurus Dewan Kesenian Kabupaten Tegal (DKKT) dan sejumlah komunitas lain.

Tampak hadir sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD). Antara lain, Kepala Dispermmades  Teguh Mulyadi, Kepala DPUPR Teguh DR, dan Kabid Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Tegal Sulistyorini Pambayun yang membuka kegiatan tersebut.

Kegiatan yang dibarengkan dengan launching buku yang berjudul ”Si Dul Gemblung” karya Ach. Chanif, dihadiri beberapa narasumber. Yakni, Dr Maufur (rektor Univeritas Bhamada Slawi), Pak Ipuk (Penulis Kamus Prokem Tegal) dan Burhan (Standupindo Tegal).

Dipandu Ketua DKD-KT Ki Haryo Firman Susilo, dialog kebudayaan berjalan dengan gayeng meski berakhir hingga Tengah malam. Dalam kesempatan itu, mengawali penyampaiannya dr Maufur merasa senang karena mendapatkan pelajaran dari beberapa narsumber yang hadir.

Dia menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan komunikasi tentang kurikulum Bahasa Tegal dengan kemendikbud maupun dinas di provinsi. Dia menjelaskan bahwa Bahasa Tegalan sudah dapat dimasukan dalam kurikulum sebagai muatan lokal di sekolah. Namun, hingga kini belum dapat direalisasikan.

”Kami sudah berjuang dan di kampus UPS juga sudah ada mata kuliah Bahasa Tegalan. Namun, perjuangan kami di Kota Tegal belum dapat dipraktikan,” ungkapnya.

Menjawab pertanyaan soal Bahasa Tegalan yang dianggap guyon, dr Maufur menyampaikan Bahasa Tegal jika dimasukan dalam kurikulum pasti awalnya akan ada kendala. Nanti pada perkembanganya akan bisa dilakukan.

Baca Juga:  Inilah Daftar Pilihan Sekolah Terbaik Di Solo, Ada Yang Terakreditasi A

”Memang pada saat hari jadi dan bupati membaca sambutan dengan Bahasa Tegalan, awalnya pasti didengarkan pada tertawa. Namun, lama-lama pasti akan sudah tidak tertawa lagi,” ujarnya.

Dia menuturkan, bahasa Tegalan itu ada pengalaman, pengetahun, bahkan ilmu. Hal itu dibuktikan dengan beberapa skripsi, tesis atau karya ilmiyah sudah mengupas bahasa tegalan.

”Insya Allah perkembangan Bahasa Tegalan menjadi kurikulum secara bertahap akan jadi seperti daerah Cirebon, Banyumas dan lainnya,” ujarnya.

Sebelum menutup dialog, Ki Haryo menyampaikan nanti DKD-KT Bersama yang lain akan melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah atau stakeholder terkait agar Bahasa Tegalan ini masuk menjadi kurikulum muatan lokal di sekolah.

”Bahasa Tegalan diharapkan masuk dalam muatan lokal sekolah. Dengan sama-sama berjuang, pasti akan terealisasi. Sebab, bahasa dan tradisi lisan merupakan salah satu obyek pemajuan kebudayaan,” ungkapnya.