WONOGIRI, diswaysolo.id- Kesenian warisan budaya ini yang merupakan tarian rakyat khas perdesaan telah menjadi ikon seni dan budaya Wonogiri sejak 1967, konon tarian tersebut dicipatakan oleh warga Wonogiri dan kemudian berkembang sampai ke daerah sekitar seperti Pacitan di Jawa Timur dan Gunungkidul, DIY.
Kesenian warisan budaya ini merupakan sebuah tarian yang pemainnya harus menirukan gerakan-gerakan seekor kera atau kethek, ketika si penari melakukan gerakannya diiringi oleh iringan Gendhing Gancaran Pancer.
Kesenian warisan budaya merupakan salah satu seni tari tradisional yang tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Tengah dan Yogyakarta, tarian ini menyajikan gerak lucu kera putih dengan iringan musik gamelan yang cukup menghibur.
Beragam kesenian warisan budaya yang terdapat di wilayah Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Wonogiri, masyarakat sekitar perlu berbangga dengan kearifan lokal yang ada.
Berikut Informasi Singkat Tarian Ini:
1.Ciri Khas
Berbeda dengan tari modern, seni tari daerah ini tentu memiliki ciri tersendiri dan merepresentasikan makna tersirat dalam setiap gerakan tari.
Kesenian Kethek Ogleng merupakan sebuah tarian asal Wonogiri yang pemainnya harus menirukan gerakan-gerakan seekor kera atau kethek.
2.Asal-Usul
Penamaan Kethek Ogleng diambil dari kata kethek yang berarti kera dan ogleng yaitu kata lain dari sarum demung (sarum besar), dalam kesenian Kethek Ogleng ini tidak ada gerakan khusus yang dibakukan dan gerakannya tidak kaku dan sangat atraktif serta akrobatik.
Saat penari melakukan gerakannya, diiringi dengan Gendhing Gancaran Pancer, salah satu vokabuler gendhing Jawa yang terdengar seperti bunyi ogleng-ogleng dan sehingga kesenian ini disebut Kethek Ogleng.
3.Daya Tarik
Pada pementasan si penari kethek ogleng melakukan interaksi dengan para penonton dengan cara mengajaknya menari dan bercanda, berdasarkan sumber tersebut, sejarah kethek ogleng belum diketahui secara pasti kapan mulai ada.
Akan tertapi terdapat tokoh yang berpengaruh dalam berkembangnya kesenian unik ini ialah almarhum Mbah Samijo, beliau berasal dari Desa Tempursari Kecamatan Sidoharjo yang merupakan seorang penari kethek dan banyak mengajari penari-penari selanjutnya.
4.Cerita Menarik
Pertunjukan kesenian kethek ogleng, mengisahkan tentang kisah cinta Dewi Sekartaji dari Kerajaan Jenggala dan Raden Gunung Sari atau Panji Asmoro Bangun dari Kerajaan Kediri.
Pada saat Dewi Sekartaji mendengar akan dijodohkan dengan pangeran dari Kerajaan lain, secara diam-diam melarikan diri dan menyamar sebagai Endang Rara Tompe.
5.Keunikan
Kesenian warisan budaya ini disajikan keterampilan Kethek Ogleng dalam menari, selanjutnya disusul penuturan Kethek Ogleng tentang seorang gadis desa berparas cantik yang bernama Endang Roro Tompe.
Kemudian pertunjukan ini mengikuti alur cerita dengan menampilkan dialog, tari, tetembangan, dan diiringi gamelan, kesenian Kethek Ogleng yang menceritakan proses pengembaraan, mampu menampilkan keselarasan antara seni gerak tari, seni suara, dan seni musik.
6.Pakaian Penari
Para penari Kethek Ogleng mengenakan busana bernuansa warna putih dan adapun yang dikenakan penari mulai dari busana berwarna putih, sampur, lengkap dengan aksesoris pendukungnya.
Para penari ini menampakkan kesan gagah dan atraktif, pementasan kesenian tari Kethek Ogleng digelar pada tempat-tempat terbuka seperti lapangan, halaman, kebun terbuka yang luas dan panggung.
7.Nilai Moral
Nilai-nilai yang terdapat dalam kesenian tersebut berkembang di dalam masyarakat dan menghasilkan kreasi-kreasi budaya serta urusan sosial lainnya.
Seiring perkembangan zaman, pertunjukkan kesenian tari Kethek Ogleng digelar di pendopo dan gedung-gedung pertemuan, kesenian ini telah menjelma sebagai sarana hiburan bagi masyarakat Wonogiri.
8.Sejarah Singkat
Kesenian warisan budaya ini pada 1967 tari kethek ogleng dijadikan sebagai ikon tarian Kabupaten Wonogiri, kala itu grup kethek ogleng asal Kecamatan Sidoharjo pimpinan Samidjo menggarap tari kethek ogleng dengan formasi lengkap sebanyak 60 orang.
Hingga kini tari kethek ogleng lebih banyak disajikan sebagai media hiburan, jenis pethilan inilah yang banyak disajikan di Kabupaten Wonogiri, yakni hanya menampilkan kethek ogleng saja, bukan kolosal dengan banyak penari.