Klaten  

5 Souvenir Unik di Klaten yang Wajib Kamu Dapatkan saat Berlibur

Souvenir payung hias di Klaten ini wajib kamu dapatkan
Souvenir payung hias di Klaten ini wajib kamu dapatkan

KLATEN, diswaysolo.id – Posisi Klaten yang strategis, terletak di antara kota Solo dan Yogyakarta, memberikan daya tarik tersendiri salah satunya yaitu Souvenir unik di Klaten.

Banyaknya pengunjung yang melintasi Klaten untuk perjalanan antara Solo dan Yogyakarta menjadikan kota ini kaya akan berbagai hal menarik terutama souvenir unik di Klaten.

Selain Umbul Ponggok yang terkenal, Klaten juga memiliki beragam kuliner khas dan souvenir unik yang patut dicoba dan di bawa pulang saat berkunjung ke daerah ini.

Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi berbagai souvenir unik yang harus kamu miliki saat berlibur di Klaten. Ayo, simak dan baca hingga selesai!

Berikut ini 5 Souvenir unik di Klaten yang wajib kamu dapatkan saat liburan:

1. Kerajinan Batik Lurik di Kecamatan Pedan

Klaten merupakan daerah yang sangat memperhatikan kelestarian kerajinan tenun lurik. Tidak berlebihan jika Kabupaten Klaten disebut sebagai pusat tenun lurik. Banyak desa di wilayah ini menjadi sentra pengrajin lurik.

Saat memasuki kota Klaten, pengunjung akan disambut oleh sebuah tugu yang menggambarkan sosok yang dianyam menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).

Kecamatan Pedan di Kabupaten Klaten dikenal sebagai pusat kerajinan tenun lurik dengan sejarah yang kaya. Meskipun ada Sentra Tenun Lurik yang masih bertahan hingga saat ini, banyak juga yang terpaksa tutup.

Sejak tahun 1950, Prasodjo Tenun Center yang didirikan oleh Sumo Hartono masih eksis dan dikenal dengan singkatan SH sebagai logo mereknya.

2. Kerajinan Gerabah di Desa Melikan

Yogyakarta dikenal dengan desa Kasongan, sementara Klaten memiliki desa Melikan yang juga merupakan pusat pengrajin gerabah. Meskipun secara administratif Desa Wisata Melikan terletak di Kecamatan Wedi, produk gerabah yang dihasilkan sering kali disebut sebagai gerabah Bayat.

Baca Juga:  Umbul Kemanten, Sumber Mata Air Legend di Klaten

Menurut penduduk setempat, tradisi pembuatan gerabah di Bayat tidak terlepas dari kontribusi Sunan Pandanaran, yang juga dikenal sebagai Sunan Tembayat atau Pangeran Mangkubumi, seorang tokoh yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Kabupaten Klaten, khususnya di wilayah Bayat. Beliau adalah putra Ki Ageng Pandan Arang, bupati pertama Semarang.

3. Sentra Kerajinan Wayang Klithik di Karangnong

Karangnong merupakan pusat kerajinan wayang klithik yang berpotensi besar dalam melestarikan budaya wayang kulit. Hampir seluruh penduduknya terlibat dalam produksi wayang kulit dan tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBe).

Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sumber ekonomi kreatif bagi masyarakat setempat.

Mirip dengan Wayang Golek, wayang Klithik juga terbuat dari kayu, namun memiliki bentuk pipih seperti wayang kulit, bukan tiga dimensi. Untuk proses pembuatannya, para pengrajin memilih kayu sengon karena sifatnya yang lunak dan mudah untuk diukir. Itulah lima kerajinan unik yang sebaiknya Anda pertimbangkan untuk dibeli saat berkunjung ke Klaten.

4. Kerajinan Bebek dari Akar Bambu

Desa Jambu Kulon beserta desa-desa sekitarnya telah lama dikenal sebagai pusat kerajinan. Tidak hanya penduduk Jambu Kulon yang terlibat dalam pembuatan kerajinan akar bambu, namun karena lokasinya yang strategis dekat jalan raya, bisnis ini semakin berkembang hingga menembus pasar internasional.

Sekitar satu kilometer dari jalur Jogja-Solo, terlihat banyak pengrajin bambu dan kayu yang memamerkan hasil karya mereka. Beberapa produk dijual langsung, sementara yang lain menunjukkan proses pembuatannya dari awal.

Untuk kerajinan akar bambu, harga yang ditawarkan berkisar antara puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung pada desain dan ukuran produk.

5. Kerajinan Payung Hias di Desa Juwiring

Baca Juga:  Julukan dan Fakta Menarik tentang Kota Klaten, Terkenal Sebagai Kota Seribu Mata Air

Desa Juwiring terkenal dengan kerajinan payung hias yang indah, khas dari Klaten, Jawa Tengah. Payung ini terbuat dari kertas yang dilukis dengan warna-warna menarik.

Nama payung Juwiring diambil dari lokasi pengrajin yang berada di daerah tersebut. Sejak zaman kolonial Belanda, payung ini telah digunakan dalam upacara pemakaman di desa-desa sekitar. Pada awal produksinya, payung Juwiring umumnya memiliki warna gelap seperti cokelat, hitam, dan merah marun.

Pada masa itu, masyarakat lebih memilih payung plastik karena daya tahannya yang baik, variasi warna yang banyak, serta harga yang lebih terjangkau.