Menjelajahi Obyek Wisata Candi Sari dan Lawang di Boyolali Jawa Tengah

Candi Lawang di Boyolali Jawa Tengah
Candi Lawang di Boyolali Jawa Tengah

BOYOLALI, diswaysolo.id – Lereng Gunung Merapi tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga menyimpan berbagai misteri. Penemuan beberapa candi dan situs menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat peradaban kuno beberapa abad yang lalu.

Kedua candi tersebut terletak di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Kota Boyolali. Destinasi pertama yang saya kunjungi adalah Candi Sari.

Candi ini sebelumnya dikenal sebagai Candi Sono, yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti anjing. Dikeramatkan oleh masyarakat setempat, Candi Sari dibangun di atas bukit yang lebih tinggi dibandingkan jalan di sekitarnya.

Dengan latar belakang Gunung Merapi dan Merbabu, saat ini hanya bagian dasar candi yang tersisa. Candi ini memiliki panjang sekitar empat meter dan tinggi satu meter, serta dilengkapi dengan empat stupa kecil di setiap sudutnya.

Penelusuran dari Candi Sari dan Candi Lawang

Penemuan arca Durga, Ganesha, dan Agastya mengindikasikan bahwa candi ini merupakan candi Hindu. Selain itu, terdapat juga arca Nandi, sapi yang menjadi kendaraan Dewa Shiwa, serta lingga dan yoni.

Sebelum roboh akibat angin, Candi Sari memiliki ikon pohon beringin besar yang berusia ratusan tahun. Saat ini, batang pohon tersebut masih dapat ditemukan di sekitar Candi Sari.

Menurut catatan sejarah, candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1967. Bukit tempat Candi Sari berada diyakini sebagai sumber mata air bagi masyarakat setempat.

Hal ini menjadikan situs candi tersebut dianggap keramat oleh warga. Untuk mengunjungi lokasi ini, tidak ada biaya tiket masuk yang dikenakan. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada sore hari sambil menunggu matahari terbenam di antara gunung kembar Merapi dan Merbabu.

Baca Juga:  Menyelami Keindahan Petualangan di Desa Wisata Banyuanyar Boyolali

Arah Menuju Lokasi

Jika Anda mengalami kesulitan dalam menemukan arah menuju Candi Sari, Anda dapat bertanya kepada penduduk setempat di Pasar Cepogo. Alternatif lainnya, Anda bisa menggunakan peta daring dari Google.

Setelah mengunjungi Candi Sari, saya melanjutkan perjalanan ke Candi Lawang yang berjarak sekitar lima kilometer, tepatnya di Dusun Dangean, masih dalam wilayah Desa Gedangan.

Candi ini sedikit tersembunyi karena terletak di belakang rumah penduduk. Sama seperti Candi Sari, tidak ada biaya tiket masuk untuk pengunjung. Di situs ini terdapat lima struktur bangunan, yaitu candi utama dan empat candi pendamping.

Pada candi utama, masih terlihat batur, kaki, tubuh bawah, dan pintu. Sementara itu, empat struktur lainnya hanya menyisakan pondasi dan bagian atas bangunan.

Penemuan yoni di area sekitar situs menunjukkan bahwa candi ini merupakan candi Hindu. Waktu pembangunan Candi Lawang tidak dapat dipastikan. Namun, secara relatif, periode pembangunan candi dapat ditentukan melalui gaya arsitektur bangunan.

Gaya arsitektur ini dapat diidentifikasi dari bentuk struktur kaki candi dan bagian tubuh bawah yang menyerupai genta dan setengah lingkaran.

Berdasarkan gaya tersebut, periode pembangunan Candi Lawang diperkirakan antara tahun 750 hingga 800 Masehi. Berbagai ornamen hias pada Candi Lawang meliputi antefiks, hiasan untaian bunga, serta motif geometris seperti motif gawang (kotak-kotak).

Candi perwara yang terletak di utara dan selatan memiliki denah bujur sangkar, sedangkan yang berada di timur memiliki denah persegi panjang.

Selain yoni, penemuan arca di sekitar Candi Lawang juga mencakup Arca Agastya dan Arca Durga, yang saat ini disimpan di Museum Radya Pustaka Solo.