Menguak Misteri Keraton Kerajaan Pajang Sukoharjo, Sumber Sejarah dan Aspek Kehidupan

KERATON KERAJAAN PAJANG - Keraton Kerjaan Pajang Sukoharjo yang jadi sumber sejarah dan aspek kehidupan.
KERATON KERAJAAN PAJANG - Keraton Kerjaan Pajang Sukoharjo yang jadi sumber sejarah dan aspek kehidupan.

SUKOHARJO, dsiwaysolo.id- Keraton kerajaan Pajang merupakan cagar budaya yang menjadi saksi bisu ketika Joko Tingkir dan Sultan Hadiwijaya memprakarsai lahirnya kerajaan pajang.

Kabupaten Sukoharjo memiliki petilasan keraton kerjaan pajang, antara lain petilasan Keraton Kartosuro di Dusun II Ngadirejo, Kartosuro, dan Petilasan Keraton Pajang di Dusun I atau Gang Benowo II Sonojiwan, Desa Makamhaji, Kartosuro.

Keraton kerajaan pajang ini merupakan salah satu kerajaan yang dianggap masih memiliki banyak sekali peninggalan, salah satunya adalah wilayah petilasan pajang yang memiliki beberapa peninggalan yang masih dijaga seperti Selo Ompak.

Keraton kerajan pajang ini didirikan oleh Jaka Tingkir atau Mas Karebet pada 1568 Masehi, jaka Tingkir kemudian bergelar Sultan Hadiwijaya.

Fakta Menarik Petilasan Ini:

1.Informasi Singkat

Sultan Hadiwijaya keluar dari pengaruh politik dan keagamaan Sunan Kudus yang sangat dominan pada masa kejayaan Kesultanan Demak, dan memilih dengan sengaja hidup dalam tradisi keagamaan Sunan Kalijaga yang sarat dengan unsur kultural dan filosofis

Di bawah Sultan Hadiwijaya, Pajang mengalami masa keemasan, ia memperluas kekuasaannya ke arah timur sampai Madiun dan kesultanan Pajang memiliki daerah kekuasaan seperti Pajang, Madiun, Mataram, PAti, Prawata (demak), Kalinyamat (Jepara), dan Jipang (Bojonegoro).

2.Sejarah

Pajang dikenal memiliki lumbung padi yang besar karena memiliki sistem irigasi yang baik, pada 1581 Hadiwijaya mendapatkan pengakuan sebagai sultan Islam dari raja-raja penting di Jawa bagian timur.

Sepulang perang, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia, putranya Pangeran Benawa dan menantunya Arya Pangiri berebut takhta da arya Pangiri berhasil jadi raja pada 1583 sementara Pangeran Benawa tersingkir ke Jipang.

3.Berdirinya

Babad Banten menyebutkan bahwa keturunan Sultan Pajang berasal dari Pengging, kerajaan kuno di Boyolali yang dipimpin oleh Andayaningrat,Andayaningra yang juga memakai nama Jaka Sanagara atau Jaka Bodo, konon masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga raja Majapahit.

Baca Juga:  Desa Kamal Kekeringan, Bupati Sukoharjo Beri Bantuan Air Bersih

Meski Majapahit ditaklukkan orang-orang Islam pada 1625, Pengging masih berdaulat hingga di bawah pemerintahan Kebo Kenanga, yang bergelar Ki Angeng Pengging.

Kesultanan Demak kemudian mengutus Jaka Tingkir mendirikan Kerajaan Pajang sekaligus menjadi raja pertamanya dengan gelar Sultan Hadiwijaya.

4.Raja- Raja

Selama 21 berdiri, berikut ini tiga raja yang pernah bertakhta di Kerajaan Pajang. 

  • Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya (1568-1583 M)
  • Arya Pangiri atau Ngawantipura (1583-1586 M)
  • Pangeran Benawa atau Prabuwijaya (1586-1587 M).

5.Masa Kejayaan

Sebagai pendiri dan raja pertama keraton kerajaan Pajang, Sultan Hadiwijaya berkuasa selama 15 tahun dan selama memerintah, ia berhasil mengantarkan Pajang mencapai puncak kejayaan.

Hal ini didukung oleh letaknya yang berada di dataran rendah yang mempertemukan Sungai Pepe dan Dengkeng, sehingga menjadi lumbung beras utama di Pulau Jawa.

6.Masa Kemunduran

Pada 1582 M meletus perang Pajang dan Mataram sepulang dari pertempuran, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia dan sepeninggal Sultan Hadiwijaya, Pajang mulai mengalami kemunduran karena terjadi perebutan takhta.

Putra Sultan Hadiwijaya Pangeran Benawa, dan menantunya yang bernama Arya Pangiri saling bersaing untuk menjadi raja, namun selama pemerintahannya, Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap Mataram, sementara kehidupan rakyatnya terabaikan.

7.Pangeran Benawa

Pemerintahan Pangeran Benawa hanya berlangsung singkat karena ia lebih memilih menjadi penyebar agama Islam, pada 1587 kekuasaannya pun berakhir tanpa meninggalkan putra mahkota.

Atas kebijakan Sutawijaya, Pajang kemudian dijadikan negeri bawahan Mataram, benar-benar berakhir pada 1618 saat dihancurkan oleh pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Agung.

8.Peninggalan Kerajaan

Keraton kerajaan pajang ini memiliki peninggalan tidak banyak ditemukan, hanya Masjid Laweyan yang konon didirikan oleh Sultan Hadiwijaya.

Baca Juga:  Bupati Sukoharjo dan Pimpinan DPRD Tandatangani Pakta Integritas Pengesahan RAPBD 2025

Masjid yang telah beberapa kali mengalami pemugaran ini masih terjaga dan digunakan untuk beribadah hingga kini, selain itu di daerah Pajang hanya ditemui reruntuhan yang dipercaya sebagai petilasan keraton Pajang.