SRAGEN, diswaysolo.id – Di Kota Yogyakarta, terdapat masjid terkenal bernama Jogokariyan.Sementara di Kabupaten Sragen juga ada masjid yang cukup populer, yaitu Masjid Raya Al-Falah.
Kedua masjid ini tidak bersaing dalam hal popularitas, melainkan menjalani proses belajar-mengajar manajemen yang saling melengkapi.
Jogokariyan berfungsi sebagai kakak yang membina, sedangkan Al-Falah berperan sebagai adik yang siap meniru langkah-langkah positif dari kakaknya.
Al-Falah mengusung moto “Dari Masjid Kita Bangkit”. Slogan ini diimplementasikan melalui berbagai program nyata yang bertujuan untuk memakmurkan umat Islam, khususnya para jamaahnya.
Dalam artikel ini akan kami ulas mengenai Masjid Raya Al-Falah Sragen memajukan umat dengan Slogan”Dari Masjid kita Bangkit”. Mari kita simak dan baca sampai selesai ya!
Komitmen menjaga kas nol rupiah
Seperti halnya Jogokariyan, Al-Falah juga berkomitmen untuk tidak menyimpan sisa kas masjid. Pengurus masjid lebih memilih untuk menjaga saldo kas dalam kondisi “nol rupiah”.
Tujuan dari kebijakan kas “0 Rupiah” ini adalah untuk memastikan bahwa semua dana segera dialokasikan untuk program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan jamaah.
Jika dana yang tersedia masih kurang untuk merealisasikan program yang telah direncanakan, jamaah dan umat Islam lainnya diharapkan untuk berinfak dengan segera.
Masjid Al-Falah terletak di jalan protokol Kota Sragen, yaitu Jalan Sukowati, sehingga jamaahnya tidak hanya terdiri dari mereka yang aktif, tetapi juga umat Islam yang melintas di jalan besar tersebut.
Badan Usaha Milik Masjid (BUMM)
Mari kita lihat berbagai inisiatif yang dilakukan oleh DKM Al-Falah untuk memberdayakan jamaahnya. Ketika TuguBandung.id berkunjung untuk melaksanakan salat di masjid ini, terlihat belasan ibu-ibu yang sedang aktif memasak untuk 700 porsi makanan berbuka puasa Ramadan.
Ibu-ibu yang berperan sebagai relawan ini juga menyiapkan nasi untuk sahur jamaah pada malam harinya, dengan jumlah yang mencapai ratusan porsi atau bungkus, sehingga total untuk buka dan sahur bisa mencapai 2.000 porsi.
Penyediaan makanan untuk berbuka puasa ini juga dilakukan secara rutin pada puasa sunah setiap Senin dan Kamis. (Khazahahmasjid.com, 21/6/2021)
Jamaah masjid ini tidak perlu khawatir jika merasa haus, karena pengurus selalu menyediakan minuman gratis. Untuk mengelola Masjid Al-Falah yang memiliki luas 1.100 meter persegi di atas lahan 5.150 meter persegi, DKM mempekerjakan 30 orang karyawan yang semuanya mendapatkan gaji.
Para karyawan tersebut, bersama dengan jamaah yang ingin berpartisipasi, juga berkontribusi sebagai relawan untuk menjaga kebersihan masjid di wilayah Sragen.
Pengelolaan Al-Falah disusun sebagai Badan Usaha Milik Masjid (BUMM). Dengan dukungan dari DKM Jogokariyan sebagai pengelola, nilai dan prinsip profesionalitas diterapkan di masjid yang mampu menampung 2.000 jamaah ini.
Ciri profesionalitas tersebut juga terlihat dari program pemberian hadiah gratis, seperti umrah dan sepeda motor, kepada jamaah yang paling aktif dalam melaksanakan salat tarawih dan salat Subuh berjamaah.
Masjid yang didirikan pada tahun 1956 ini juga menyediakan beberapa kamar penginapan dan parfum gratis. Namun, “kenyamanan” ini diharapkan diimbangi dengan sikap sopan dan rendah hati dari para jamaah.
Jamaah yang datang ke masjid Al-Falah dengan mengenakan kaos diharapkan untuk mengganti dengan baju koko yang telah disediakan oleh pengurus. Seorang warga Kota Solo, Wirawan, mengungkapkan kesan positif terhadap pelayanan DKM Al-Falah. Suatu ketika, dia dan keluarganya berkunjung ke masjid ini untuk melaksanakan salat Jumat.
Dia berencana untuk makan siang di halaman masjid sebelum salat Jumat, dan terkejut karena layanan tersebut diberikan secara gratis, meskipun dia sudah siap untuk membayar.