diswaysolo.id – Warung Pindang Mbok Sinem di Wonogiri ini kini sudah mulai sulit ditemui dan hanya segelintir orang yang masih mempertahankan kuliner legendaris itu.
Warung Pindang Mbok Sinem ini masih bertahan eksis melawan redup, dedikasinya merawat eksistensi pindang kambing, melalui usaha kecilnya selama hampir 4 dekade, layak diapresiasi.
Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri punya kuliner legendaris yaitu warung pindang mbok sinem, berbahan tepung gaplek dan jeroan kambing dan telah menjajakan pindang sejak 1988 lalu.
Warung Pindang Mbok Sinem ini adalah makanan khas Wonogiri berbahan dasar tepung singkong atau tapioka dan kikil kambing, makanan ini sudah ada sejak zaman dulu.
1.Sejarah Singkat
Mbok Sinem mengaku salah satu orang tertua dan terlama yang menjual pindang kambing, ia sudah berjualan pindang kambing sejak 1988 atau 34 tahun lalu.
Semula Mbok Sinem enggan menjadi penjual pindang kambing, oleh orang tuanya Mbok Sinem disuruh melanjutkan usaha neneknya yang menjual pindang kambing.
Akhirnya Mbok Sinem memutuskan menggeluti usaha tersebut hingga menjadi penjual pindang kambing sampai sekarang.
2.Jam Operasional
Kendati begitu pindang kambing ini hampir selalu ludes terjual hanya dalam waktu dua jam, ia hanya berjualan mulai pukul 15.00 WIB-17.00 WIB dan bahkan ketika ramai tidak sampai satu jam, pindang kambingnya sudah laku terjual.
Dalam sehari Mbok Sinem bisa menyediakan 5 kg jeroan kikil dan 10 kg babat. Satu porsi pindang kambing ia jual seharga Rp5.000/porsi.
3.Menggunakan Daun
Ia masih mempertahankan daun jati sebagai bungkusnya pun Mbok Sinem masih menggunakan kayu bakar untuk memasak pindang kambing, butuh waktu sekitar dua jam untuk memasak pindang kambing.
Makanan berwarna cokelat bertekstur lengket seperti bubur ditambah babat dan jeroan kambing itu memiliki cita rasa yang khas, gurih dan nyamleng.
4.Cita Rasa
Rasanya nyamleng, gurih enak kemarin saja banyak yang ke sini makan di sini, aku enggak pernah ke pasar jualan di sini saja udah habis,” kata Mbok Sinem.
Mbok Sinem hanya berjualan pada sore hari lantaran tenaganya sudah tidak kuat jika harus berjualan sejak pagi hari, selain itu ia sudah merasa cukup dengan dagangan yang ia jual setiap hari tersebut.
5.Lokasi
Warung pindang mbok sinem berada di Dusun Sambirejo RT 1 RW 9 Desa Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo, pembeli ramai memburu dagangannya sejak sore hari.
Memasaknya juga dengan cara tradisional yakni menggunakan kayu bakar, saat ramai-ramainya, satu panci pindang dan satu wajan jeroan cepat terjual.
6.Turun Menurun
Mbok Sinem dulunya yang memasak sendiri pindang dan jeroan itu namun kini, resep dan cara memasaknya telah diturunkan ke anak-anaknya.
Namun demikian Mbok Sinem tetap yang menjajakan pindang itu di dapur rumahnya, sebab dia tetap ingin berkegiatan di usianya yang sudah 80-an tahun.
7.Cara Masak
Warung pindang mbok sinem ini masih menggunakan cara tradisional untuk memasaknya, yaitu menggunakan kayu bakar dalam proses memasaknya.
Adapun harga pindang menyesuaikan permintaan pembeli ingin beli Rp 5 ribu dilayani, Rp 10 ribu juga dilayani, mbok Sinem akan membungkus pindang dengan daun jati.