diswaysolo.id – Wisata Pasar Gede ini adalah pasar yang kental dengan sejarah. Selain itu, pasar yang berdiri sejak 1927 ini juga menjadi pusat wisata kuliner bagi wisatawan yang ingin jajan dan menikmati makanan khas Solo.
Wisata Pasar Gede ini adalah salah satu pasar tradisional tertua dan terbesar yang terletak di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, pasar ini didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono X pada tahun 1923.
Wisata Pasar Gede ini bukan hanya pusat perdagangan, tetapi juga tujuan wisata untuk berburu kuliner yang lezat hingga menyaksikan festival budaya.
Ketika Anda ingin berlibur ke Solo di akhir tahun ini ada beberapa tempat-tempat wisata yang akan dikunjungi sehingga bisa mengatur rencana perjalanan selama di Solo, salah satu tempat yang muncul adalah wisata pasar gede.
1.Sejarah Singkat
Pada jaman kolonial Belanda, pasar ini berukuran kecil yang didirikan di area seluas 10.421 hektare dan berlokasi di persimpangan jalan kantor gubernur yang kini digunakan sebagai Balaikota Surakarta.
Seiring dengan perkembangan jaman mengalami beberapa pemugaran, renovasi tersebut menjadikan pasar ini sebagai pasar bertingkat dua lantai pertama di Nusantara kala itu dengan luas 6.623 meter persegi.
2.Bentuk Atap
Walaupun awalnya hanya pasar kecil, sebutan Pasar Gede sudah ada sejak pertama kali tempat ini dibangun lho, nama tersebut diambil dari bentuk atap di pintu masuknya yang berbentuk seperti singgasana, sehingga warga setempat menyebutnya Pasar Gede.
Pada 1947 saat agresi militer Belanda, Pasar Gede Solo sempat mengalami kerusakan, kemudian setelah berhasil diambil alih kembali oleh Pemerintah Indonesia, pasar ini pun direnovasi di tahun 1949.
3.Keunikan
Keunikan yang dapat dijumpai dari Pasar Gede adalah adanya dua bangunan pasar yang berseberangan dan dipisahkan oleh Jalan Sudirman, masing-masing bangunan yang terdiri dari dua lantai ini memiliki ciri khasnya tersendiri, yaitu bangunan utama banyak dijumpai pedagang yang menjual beragam kebutuhan sehari-hari, seperti sayur-mayur dan bumbu dapur.
Sedangkan bangunan satunya menjual berbagai jenis buah-buahan yang berkualitas, masyarakat juga dapat dengan mudah menjumpai beraneka ragam jajanan pasar khas Solo yang dijajakan di Pasar Gede.
4.Arsitektur
Arsiteknya adalah orang Belanda yang juga merancang banyak bangunan penting di Indonesia, yaitu Thomas Karsten, disebutkan bahwa peresmian bangunan Pasar Gede Solo diadakan secara besar-besaran.
Sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Waskito Widi, memperkirakan bahwa Pasar Gede merupakan salah satu pasar tertua di Solo dan pasar ini tak jauh dari pusat pemerintahan Keraton Kasunanan Surakarta.
5.Fakta Menarik
Wisata pasar gede ini memiliki sejumlah fakta menarik yang membuatnya menjadi landmark yang sangat terkenal di Kota Surakarta.
• Menara Ikonik
Salah satu ciri khas dari pasar ini adalah menara ikoniknya yang menjulang tinggi, menara ini tidak hanya menjadi bagian integral dari arsitektur pasar, tetapi juga menjadi simbol yang sangat dikenal dari kota Surakarta.
• Surga Kuliner
Pasar tradisional ini juga dikenal sebagai surga kuliner dengan berbagai macam makanan khas Surakarta yang ditawarkan di dalamnya. Pengunjung dapat menemukan hidangan lezat seperti serabi Notosuman, nasi liwet, tengkleng, dan berbagai kuliner tradisional lainnya. • Pusat Batik
Selain kuliner pasar ini juga menjadi tempat yang tepat untuk membeli batik khas Surakarta, batik merupakan warisan budaya yang sangat penting di Jawa Tengah, dan pasar ini menyediakan beragam motif dan kain batik yang dapat menjadi oleh-oleh yang sempurna bagi pengunjung yang ingin membawa pulang potongan sejarah dan keindahan seni dari Surakarta.
6.Lokasi
Tempat ini terletak di lokasi yang strategis di pusat kota, tepatnya di Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Lokasinya yang berada di pusat kota membuatnya mudah diakses dengan berbagai moda transportasi, baik kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
7.Jam Operasional
Wisata pasar gede ini biasanya buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, namun beberapa pedagang makanan dan minuman mungkin buka lebih awal atau tutup lebih malam.
Selain itu pasar ini juga memiliki event tahunan Grebeg Sudiroprajan sebagai nilai akulturasi kebudayaan Tionghoa dengan Jawa, keberadaan dari dua event ini yang pada akhirnya turut menciptakan antusiasme di kalangan masyarakat.