BPBD Boyolali Apel Simulasi, Beri Edukasi dan Waspada Bencana Erupsi Gunung Merapi

Warga Desa Tlogolele dievakuasi dengan menaiki mobil bak terbuka menuju pos pengungsian saat mengikuti simulas
Warga Desa Tlogolele dievakuasi dengan menaiki mobil bak terbuka menuju pos pengungsian saat mengikuti simulas

DISWAYSOLO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali menggelar Apel Simulasi Tanggap Darurat Bencana. Apel tersebut digelar di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Relawan, serta berbagai pemangku kepentingan, Rabu, 14 Agustus 2024.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Provinsi Jawa Tengah Bergas Catursasi Penanggungan mengungkapkan, apel simulasi tersebut merupakan salah satu edukasi dan mitigasi bencana.

”Kita melaksanakan kegiatan simulasi berkaitan dengan evakuasi masyarakat yang ada di kaki Gunung Merapi, sekaligus simulasi saat pemungutan suara saat terjadi bencana. Dalam rangka untuk mengingatkan dan memperkuat peningkatan kapasitas di masyarakat terkait dengan tanda tanda terjadinya bencana atau aktivitas Gunung Merapi,” terangnya.

Kalakhar BPBD Kabupaten Boyolali Suratno menambahkan, simulasi dilakukan tiga desa yang jaraknya paling dekat dengan Gunung Merapi. Yakni Desa Tlogolele, Jrakah, dan Klakah. Dia berharap, masyarakat mempunyai kesadaran untuk melakukan evakuasi secara mandiri.

”Kami berharap, masyarakat mempunyai kesadaran untuk melakukan evakuasi secara mandiri dan tetap taat dan patuh terhadap rekomendasi pada lembaga yang berwenang untuk menyampaikan informasi terkait dengan perkembangan aktivitas Gunung Merapi,” katanya.

Dengan demikian, melalui edukasi dalam bentuk simulasi bencana tersebut, apabila sewaktu waktu terjadi bencana erupsi Gunung Merapi, tidak menimbulkan korban jiwa.

Salah satu masyarakat Desa Tlogolele, Turaji mengaku senang mengikuti simulasi bencana Gunung Merapi ini. Menurut dia, simulasi ini memberikan pemahaman, tempat atau benda apa saja yang harus dipersiapakan saat terjadi bencana erupsi.

”Wilayah saya termasuk tidak aman, sehingga saya ikut arahan pemerintah, disuruh evakuasi ya saya evakuasi yang terpenting aman,” tuturnya. (*)

Baca Juga:  Kisah Mistis Ambulans yang Berpindah Sendiri di Lokasi Bekas RSUD Banyudono Boyolali