DISWAYSOLO.ID – Wisata sejarah keraton Surakarta ini atau juga dikenal sebagai Keraton Solo jadi salah satu kerajaan atau keraton yang masih eksis di Jawa Tengah.
Wisata sejarah keraton ini dibangun pada 1744 dan keraton ini merupakan istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dibangun oleh Susuhan Pakubuwono II (Sunan PB II) sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur akibat Geger Pecinan pada 1743.
Wisata sejarah keraton ini adalah merupakan tempat yang harus Anda kunjungi jika datang ke Solo, di sini Anda tidak hanya akan melihat bangunan peninggalan kejayaan di masa lalu, tapi juga belajar kearifan yang ditinggalkan generasi terdahulu.
Wisata sejarah keraton ini menjadi salah satu pusaka budaya yang dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Jawa Tengah, selain sebagai tempat tinggal para keluarga kerajaan, Keraton Surakarta Hadiningrat juga berfungsi sebagai pusat kebudayaan dan tempat pembelajaran bagi masyarakat Jawa.
1.Sejarah
Keraton Surakarta didirikan pada tahun 1745 oleh Sunan Pakubuwono II, yang juga dikenal sebagai Susuhunan Pakubuwono II, yang pada masa itu dipimpin oleh Pakubuwono II sebagai Sultan Mataram.
Namun setelah terjadi perselisihan dengan sepupunya, Mangkubumi, pada tahun 1742, Pakubuwono II memisahkan diri dan mendirikan Keraton Surakarta di wilayah yang saat ini dikenal sebagai Kota Surakarta.
2.Keunikan
Keunikan Kompleks Keraton Surakarta ada pada bangunan dan objeknya yang memiliki makna serta fungsi tersendiri, eberapa bangunan yang terdapat di kompleks ini antara lain:
a. Pagelaran
Pagelaran adalah sebuah ruang terbuka yang terletak di tengah-tengah kompleks istana. Ruang ini biasanya digunakan untuk upacara keagamaan dan pertunjukan seni tradisional Jawa.
b. Pendopo
Pendopo adalah bangunan yang biasanya digunakan untuk menerima tamu kerajaan. Bangunan ini memiliki atap yang tinggi dan tidak memiliki dinding di sisi-sisinya.
c. Dalem Ageng
Dalem Ageng adalah bangunan utama di Kompleks Keraton Surakarta. Bangunan ini menjadi tempat tinggal para sultan dan keluarga kerajaan.
d. Taman Sari
Taman Sari adalah sebuah taman yang terletak di belakang kompleks istana. Taman ini dibangun sebagai tempat rekreasi dan tempat mandi bagi para keluarga kerajaan.
e. Puro Mangkunegaran
Puro Mangkunegaran adalah sebuah kompleks istana yang terletak di sebelah utara Kompleks Keraton Surakarta.
3.Geger Pecinan
Pada masa pemerintahan Pakubuwono II terjadi peristiwa Geger Pecinan, pemberontakan ini dimulai sejak tahun 1740 saat VOC memberlakukan kebijakan untuk mengurangi jumlah orang Cina di Batavia yang kemudian membuat banyak orang Cina mengungsi ke wilayah Jawa Tengah dan membentuk laskar-laskar perlawanan.
4.Kompleks Bangunan
Kompleks Keraton Surakarta terbagi ke dalam beberapa area, di antaranya: Kompleks Alun-Alun Utara Di kompleks ini terdapat Gapura Gladag, Pamurakan, Alun-Alun Utara, dan Masjid Agung Surakarta, Bale Pewatangan, Bale Pekapalan, Gapura Bathangan, dan Gapura Klewer.
Kompleks Pagelaran Sasana Sumewa Kompleks Siti Hinggil Utara Kompleks Kamandungan Utara.
Kompleks Sri Manganti Utara Di halaman Sri Manganti terdapat dua bangunan utama yaitu Bangsal Marakata di sebelah barat dan Bangsal Marcukundha di sebelah timur.
Di sisi barat daya Bangsal Marcukundha terdapat sebuah bangunan segi delapan yang disebut Menara Sanggabuwana.
5.Fungsi Menara
Wisata sejarah keraton ini menara ini menjadi tempat bertemunya raja dengan Ratu Laut Selatan, fungsi utama menara setinggi 30 meter ini adalah tempat untuk memata-matai Belanda pada masa penjajahan.
Kompleks Kedhaton Kompleks Kamagangan dan Sri Manganti Selatan Kompleks Kamandungan Selatan Kompleks Siti Hinggil Selatan Alun-Alun Selatan.
6.Pusat Kebudayaan
Selain itu, kompleks ini juga menjadi tempat pelaksanaan upacara keagamaan dan tradisional Jawa seperti Grebeg Maulud, Grebeg Syawal, dan Grebeg Besar.
Acara-acara tersebut biasanya diadakan untuk memperingati hari besar Islam atau sebagai upacara syukuran dalam rangkaian acara adat Jawa.
7.Wisata Budaya
Wisata sejarah keraton ini kawasan Cagar Budaya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memang terbuka untuk publik, ada beberapa area yang tidak boleh dikunjungi, seperti contohnya adalah kediaman Raja Pakubuwono.
Di dalam museum tersebut dapat ditemukan berbagai koleksi kerajaan, seperti kereta kencana, tandu, patung, senjata kuno, dan beberapa koleksi bersejarah lainnya.