WONOGIRI, DISWAYSOLO.ID – Wonogiri dikenal luas berkat kuliner bakso dan mie ayam yang dapat ditemukan di berbagai penjuru tanah air. Nama Wonogiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu “wana” yang berarti hutan atau sawah, dan “giri” yang berarti gunung.
Nama ini sangat sesuai dengan karakteristik Kabupaten Wonogiri yang didominasi oleh sawah, hutan, dan pegunungan. Sejarah Wonogiri bermula dari sebuah kerajaan kecil yang terletak di Nglaroh, Desa Pule, Kecamatan Selogiri.
Di wilayah ini, organisasi pemerintahan yang sederhana mulai dibentuk. Wonogiri pada awalnya merupakan daerah perjuangan Raden Mas Said dalam melawan penjajahan Belanda.
Dalam artikel ini akan kami telusuri mengenai asal usul dan sejarah Wonogiri di Jawa Tengah. Mari kita simak dan baca sampai selesai ya!
Berikut ini sejarah Raden Mas Said dan Perjuangannya
Raden Mas Said lahir di Kartasura pada 8 April 1725. Ia adalah putra dari Kanjeng Pangeran Aryo Mangkunegoro dan Raden Ayu Wulan. Ketika berusia dua tahun, RM Said kehilangan ayahnya yang diasingkan oleh Belanda ke Tanah Kaap (Ceylon) atau Sri Lanka.
Kondisi tersebut membentuk RM Said menjadi sosok yang peduli terhadap orang lain dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi, berkat kedekatannya dengan abdi dalem. Suatu ketika, RM Said merasa gelisah karena adanya ketidakadilan di Keraton yang dilakukan oleh Raja Pakubuwono II.
Raja Pakubuwono II hanya menempatkan RM Said sebagai Gandhek Anom, setara dengan Abdi Dalem Manteri, padahal seharusnya ia diakui sebagai Pangeran Sentana. RM Said kemudian mengadukan ketidakadilan ini kepada raja. Akhirnya, ia memutuskan untuk meninggalkan keraton dan melawan raja.
Bersama para pengikutnya, RM Said mulai berkelana mencari daerah yang aman untuk membangun kembali kekuatan. Ia pun tiba di suatu tempat dan mulai mengadakan pertemuan untuk mengumpulkan kekuatan dan mendirikan pemerintahan.
Peristiwa ini berlangsung pada tanggal 19 Mei 1741. RM Said mengadakan sebuah pertemuan di Nglaroh, Desa Pule, Kecamatan Selogiri, yang merupakan cikal bakal Wonogiri. Sejak saat itu, daerah ini dijadikan sebagai basis perjuangan oleh RM Said, menjadikannya sangat signifikan. Nglaroh kemudian berkembang menjadi sebuah kerajaan kecil.
Wonogiri dikenal sebagai kota penghasil singkong atau ubi kayu dengan produksi melebihi 1 juta ton setiap tahunnya. Oleh karena itu, Wonogiri dijuluki sebagai Kota Gaplek.
Julukan Kota Gaplek
Diperoleh karena sejak lama, makanan pokok masyarakat Wonogiri adalah thiwul, yang terbuat dari gaplek atau singkong yang telah dikeringkan.
Dengan demikian, produksi singkong meningkat pesat, karena menjadi bahan makanan utama bagi penduduk Wonogiri. Bahkan, terdapat wilayah yang menerapkan sistem monokultur, di mana hanya singkong yang ditanam secara eksklusif.