DISWAYSOLO.ID – Bicara soal kampung batik laweyan tak lengkap kalau hanya bicara soal batik dan arsitektur bangunan kunonya, di sana juga tersedia berbagai kuliner khas seperti kue ledre dan apem.
Kampung batik Laweyan adalah salah satu destinasi wisata di kota solo, kawasan yang menjadi pusat batik di Solo ini juga termasuk kawasan cagar budaya.
Solo adalah sebuah kota yang kaya akan warisan budaya dan seni, kampung Batik Laweyan yang dikelola oleh pemkot solo bukan hanya sekadar tempat untuk membeli oleh-oleh batik dan pengunjung dapat memasuki dunia seni batik secara lebih mendalam.
Kampung Batik Laweyan Solo merupakan desa wisata yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri, wisatawan juga dapat menyaksikan dan mempelajari proses produksi batik dari awal hingga akhir.
1. Sejarah
wisatawan juga dapat menyaksikan dan mempelajari proses produksi batik dari awal hingga akhir, desa ini merupakan hadiah yang diberikan kepada Ki Aging Ines oleh Sultan Pajang Hadiwijaya atau Jaka Tingkir.
Menurut beberapa sumber nama Laweyan berasal dari kata Lawe yang berarti bahan dasar kain, dari kata Sansekerta Lawey yang berarti mayat tanpa kelapa.
2. Rumah Kuno Berpagar Tinggi
Kelurahan Laweyan dihuni banyak saudagar atau pedagang besar kain batik, bahkan sejak zaman kolonial Belanda dan untuk melindungi asetnya, para saudagar batik itu membangun rumah dengan pagar yang tinggi.
Sampai sekarang pun, rumah-rumah bergaya kolonial atau tradisional di Kelurahan masih terjaga kelestariannya, menyebutkan rumah di Laweyan dikelilingi tembok tinggi dan mempunyai regol atau pintu masuk ke halaman rumah yang besar dan kokoh.
3. Wisata Belanja
Di desa warisan budaya ini terdapat 50 lebih gerai (toko) yang menjual batik dengan kualitas dan harga yang bersaing,produk yang dijual tak hanya kain batik, namun wisatawan juga bisa membeli aneka aksesoris bernuansa batik, seperti kaos, celana pendek, sendal, syal dan lain-lain.
4. Daya Tarik
Para pengunjung bisa langsung belajar membatik secara singkat di berbagai lokasi dengan latar belakang yang artistik, paket kursus batik pun juga ditawarkan bagi wisatawan yang tertarik.
Bagi yang mengikuti kursus batik hasil karya membatik bisa langsung dibawa pulang, menawarkan hasil produksi kerajinan di setiap sisi Jalan Sidoluhur maupun gang-gang.
5. Warisan Budaya
Kampung Batik Laweyan ini tak hanya menyajikan batik sebagai barang dagangan, tetapi juga mewarisi sejarahnya sejak masa penjajahan,sebagian besar penduduknya adalah pengrajin batik, menjadikannya tempat yang hidup dan bersemangat untuk mengekspresikan seni warisan nenek moyang mereka.
Bersama orang tercinta, kalian bisa menjadwalkan kunjungan ke desa ini, yang berlokasi di Kota Solo tercinta ini adalah kesempatan langka untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang warisan batik Indonesia.
6. Berburu Oleh-oleh
Selain belajar dan menjelajah desa solo, Anda juga bisa membeli batik dengan harga bervariasi di destinasi wisata ini dan barang yang dijual tidak hanya kain batik saja, namun ada beragam barang dengan hiasan batik.
Batik asal Laweyan ini akan menjadi oleh-oleh terbaik untuk disimpan seumur hidup, nilai sejarah dan keindahan ragam hias batik Laweya menghadirkan kepuasan dan ciri khas yang berbeda dengan jenis batik lainnya.
7. Gang-Gang Sempit
Salah satu ciri khas Kelurahan ini adalah gang-gangnya yang sempit, dengan kemampuan finansial yang cukup, warga Laweyan seolah berlomba membangun rumah dengan pagar-pagar tinggi yang pada akhirnya melahirkan gang-gang sempit dari sisa lahan antar rumah.
8. Wisata Sejarah
Sesuai usia eksistensinya kampoeng batik laweyan meninggalkan banyak situs bersejarah dan tradisi turun-temurun yang bisa kita nikmati.
Bangunan-bangunan rumah yang terdapat di kampung ini dipengaruhi oleh tiga gaya arsitektur yaitu: Jawa, Islam, dan Eropa. Ada juga bangunan yang memadukan ketiga gaya arsitektur tersebut sehingga terlihat unik dan menarik. (*)