DISWAYSOLO.ID – Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah memiliki peninggalan sejarah dari salah satu kerajaan besar di masa silam. Mataram Islam dan peninggalan sejarah itu berupa Istana atau Keraton Kartasura.
Petilasan wisata Keraton Kartasura yang mempunyai banyak kisah misteri yang tidak ada habisnya untuk diusut tuntas. Tidak jauh dari area Kota Solo saat ini, dulunya berdiri wisata Keraton Kartasura yang kokoh, tapi kerajaan tersebut kini sudah tinggal petilasan atau sisa-sisanya saja.
Meski dulunya merupakan sebuah istana, kini wisata Keraton Kartasura menjadi sebuah kompleks permakaman. Meski demikian tempat ini tetap menjadi situs yang tidak bisa lepas dari sejarah Mataram Islam.
1.Benteng Sri Menganti
Salah satu peninggalan sejarah yang paling kentara adalah benteng bagian dalam keraton atau Benteng Sri Menganti, benteng yang terbuat dari bata merah ini masih mengelilingi kompleks Keraton Kartasura.
Meski beberapa bagian sudah rusak dimakan usia, benteng ini masih komplet mengelilingi bagian dalam keraton, memiliki ketinggian hingga enam meter dengan lebar mencapai dua meter.
2.Jebolan Pecinan
Peninggalan sejarah selanjutnya merupakan saksi bisu kejadian besar di masa lalu, yakni Geger Pecinan, pemberontakan orang-orang Tionghoa dan masyarakat anti-VOC tahun 1740 itu berhasil menginvasi Keraton Kartasura.
Pemberontak berhasil menjebol dinding benteng dengan menggunakan peledak dari mesiu, raja Mataram Islam saat itu Pakubuwana II kemudian melarikan diri ke Ponorogo, sementara pemberontak mengangkat Raden Mas Garendi menjadi raja bergelar Amangkurat V.
3.Sejarah
Dikisahkan jika Keraton Kartasura dibangun akibar pemberontakan Trunojoyo yang berhasil menginvasi Keraton Mataram Islam di Pleret (Bantul) saat pemerintahan Amangkurat I (anak Sultan Agung).
Atas bantuan VOC, pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas dan Keraton Pleret direbut kembali, namun keraton yang sudah diduduki musuh dianggap kehilangan wibawa sehingga harus pindah ke tempat baru.
4. Bekas kamar tidur raja
Tepat di sisi selatan Jebolan Pecinan, masih ada peninggalan lain yang bisa ditemukan, dahulu di sanalah letak kamar tidur raja yang tinggal di Keraton Kartasura dan meski demikian peninggalan yang ada bukan lagi berwujud kamar.
Dua batu itu ada di atas semacam panggung dan tidak ada peninggalan berupa tempat tidur atau bangunan lain yang menyerupai kamar tidur.
5. Gedung Obat
Wisata Keraton Kartasura ini gedung obat dulunya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan obat (ramuan mesiu),lokasi gedung ini cukup terpisah dari Kompleks Keraton Kartasura karena berada dekat dengan benteng luar atau Benteng Baluwati.
Kini Gedung Obat sama dengan Keraton Kartasura, yakni menjadi areal permakaman dan tidak ada lagi peninggalan khas Gedung Obat yang ada di tengah makam.
6.Benteng Baluwarti
Benteng bagian luar atau Benteng Baluwarti saat ini juga masih bisa ditemukan. Lokasi benteng ada di sisi barat, sekitar 450 meter dari Keraton.
Meski masih ada kondisi Benteng Baluwarti Keraton kini sudah tidak baik dan sebagian besar bagian benteng sudah tidak tampak lagi.
7.Pemakaman
Wisata Keraton Kartasura ini terbengkalai dan menjadi pemakaman. Untuk menandai matinya sebuah keraton, maka Keraton Kartasura dijadikan permakaman mulai tahun 1816 dari juru kunci yang merupakan leluhur Pak Surya Lesmana sampai ia menjadi juru kunci.
Kini makam di Keraton Kartasura sudah tidak digunakan lagi karena Undang-undang Cagar Budaya nomor 11 tahun 2010 yang melarang adanya makam baru di kompleks Keraton Kartasura.