SRAGEN, DISWAYSOLO.ID – Sragen memiliki sejumlah destinasi wisata religi yang menarik untuk dikunjungi oleh umat Islam, baik untuk menelusuri jejak sejarah maupun memperdalam pengetahuan keagamaan.
Makam sering kali menjadi salah satunya destinasi wisata religi di Sragen yang harus dikunjungi, terutama makam-makam tokoh berpengaruh di masyarakat.
Wisata religi di Sragen, terdapat beberapa makam yang layak untuk dikunjungi, baik oleh penduduk setempat maupun wisatawan yang tentunya sangat menarik untuk di kiunjungi.
Dalam artikel ini akan kami telusuri tentang wisata religi di Sragen yang salah satunya ada makam paneran samudra murid dari Sunan Kalijaga. Mari kita simak dan baca hingga akhir ya!
Berikut ini 7 destinasi wisata religi di Sragen yang patut untuk dikunjungi:
1. Makam Kyai Srenggi
Makam ini terletak di Sragen Lor, tepatnya di sebelah barat Kantor Dinas Perikanan Kabupaten Sragen. Kyai Srenggi adalah nama samaran dari Tumenggung Alap-Alap yang datang ke desa Kranggan setelah meninggalkan kerajaan Mataram di Kartasura.
Tumenggung Alap-Alap beserta keluarganya meninggalkan kerajaan karena merasa kecewa dengan sikap Kanjeng Sunan yang dianggap lemah dan tidak tegas, yang dapat mengancam posisi Tumenggung Alap-Alap sebagai narapraja Mataram.
Dikenal sebagai salah satu Panglima Perang dari Sunan Amangkurat di Kartosuro, Tumenggung Alap-Alap kemudian mengganti namanya menjadi Kyai Srenggi untuk menghilangkan jejak.
2. Makam Kompleks Masjid dan Petilasan Joko Tingkir serta Ki Kebo Kenongo
Makam ini terletak di desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, sekitar 25 km di barat daya pusat pemerintahan Kabupaten Sragen. Masjid ini merupakan masjid tertua di Sragen yang dibangun di atas tanah milik Keraton Surakarta.
Di kompleks ini juga terdapat makam utama Pasarean Kyai Ageng Butuh/Ki Kebo Kenongo/Kyai Ageng Handayaningrat beserta istrinya,
serta makam Joko Tingkir/Mas Karebet/Sultan Hadiwijoyo, makam P. Tejowulan (adik Joko Tingkir), dan makam Ki Patih Monconegoro, Ki Tumenggung Wurai, dan Ki Tumenggung Wilomarto beserta pengikut
3. Makam Pangeran Samudra
Terletak di desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, sekitar 29 km ke utara dari kota Solo dan 34 km ke utara dari Kota Sragen.
Pangeran Samudra adalah putra terakhir Majapahit yang lahir dari seorang selir. Ia mempelajari ilmu agama di bawah bimbingan Sunan Kalijaga di Demak Bintoro, sebelum melanjutkan pendidikannya dengan Kyai Ageng Gugur mengenai ajaran Islam di Desa Pandan, yang terletak di lereng Gunung Lawu.
Pangeran Samudra dimakamkan di perbukitan yang menghadap ke barat, sesuai dengan perintah Sultan Demak, dengan harapan makamnya dapat menjadi tempat yang ramai dan menjadi teladan bagi masyarakat sekitar.
4. Makam Syekh Zakariya
Berada di dusun Kauman, desa Masaran, Kecamatan Masaran. Syekh Zakariya dikenal sebagai penyebar agama Islam di dusun Kauman, yang mengajarkan ajaran Islam kepada masyarakat. Dalam dedikasinya untuk menyebarkan Islam, Syekh Zakariya memilih untuk hidup membujang.
Di depan makam ini terdapat yoni yang terbuat dari batu andesit dalam posisi tengkurap. Selain itu, struktur makam ini masih mempertahankan konsep punden berundak yang terbuat dari batu bata dengan ketebalan dan ukuran yang lebih besar dibandingkan batu bata modern.
5. Makam Sukowati
Terletak di dusun Pengkol, desa Kecik, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, sekitar 20 km dari Kota Sragen. Di makam ini terdapat R. Bagus Jambu atau Pangeran Adipati Mangkubumi Sukowati, yang merupakan putra kesembilan Ki Ageng Panemahan.
Masyarakat percaya bahwa berdoa di lokasi ini dapat membawa kesembuhan dari penyakit dengan mengambil air yang terdapat di tengah Yoni.
Yoni di makam Sukowati terbuat dari batu andesit dan memiliki lubang di tengahnya, yang merupakan ciri khas dari batu pahatan tersebut.
6. Makam Bupati Sragen I
Makam ini terletak di Dusun Prambalan, Desa Krikilan, Kecamatan Masaran. Dikenal juga sebagai Makam Pilang Payung, tempat ini merupakan persemayaman para bupati terdahulu di Sragen yang berperan dalam pembentukan pemerintahan di kabupaten tersebut.
Salah satu bupati yang dimakamkan di sini adalah R.T Wirjodiprodjo, yang diakui sebagai bupati pertama Sragen. Makam ini memiliki signifikansi yang tinggi dan menjadi destinasi utama saat peringatan hari jadi Sragen.
7. Petilasan Ki Joko Budug
Petilasan ini berada di Desa Gampingan, Kecamatan Sambirejo. Tempat ini menarik untuk dikunjungi karena memiliki keunikan berupa empat papan kayu jati yang disusun menyerupai makam, dengan ukuran panjang 6,88 m dan lebar 1,27 m, serta ketebalan kayu jati mencapai 13 cm, meskipun kondisinya mulai rapuh.
Petilasan ini dilengkapi atap jerami yang ditanam khusus di lahan sebelah selatan, dan konon atap tersebut tidak boleh diganti dengan genteng.
Selain itu, tidak ada yang berani mengubah atau mengambil apapun dari sekitar petilasan ini tanpa izin dari Raden Haryo Bangsal.
Demikian penelusuran tentang wisata religi di Sragen yang salah satunya ada makam paneran samudra murid dari Sunan Kalijaga. Semoga bermanfaat.