DISWAYSOLO – Situs watu kandang ini menjadi salah satu peninggalan arkeologi masa prasejarah yang masih bertahan di Dusun Ngasinan, Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar.
Selain wisata alam beraneka ragam seperti air terjun, sungai, kebun teh dan perbukitan, kawasan lereng Gunung Lawu juga menyimpan banyak tinggalan arkeologi dan salah satunya yang menarik adalah situs Watu Kandang, Karanganyar.
Situs tersebut adalah salah satu jejak peninggalan prasejarah di Bumi Intanpari, yaitu sekelompok batu (menhir) yang disusun dalam bentuk formasi temu gelang
Berkunjung ke Situs Watu Kandang alias Situs Matesih, sekilas mata awam melihat sekumpulan batu tersusun dengan pola tertentu dan kini sebagian sawah sudah merupa menjadi kawasan kering untuk keperluan situs sejarah.
1. Rute Akses
Situs ini paling banyak diketahui yang berada di di Dusun Ngasinan, Kecamatan Matesih, tak sulit untuk mencapai ke sana., karena situs itu berada di tepi jalan jalur Matesih-Tawangmangu.
2. Sejarah
Watu Kandang memiliki pemandangan unik dan menarik, berupa batu-batuan berukuran besar yang teronggok di sejumlah tempat, sangat cocok dikunjungi bagi wisatawan yang gemar dengan sejarah dan budaya.
3. Penelitian
Setelah dilakukan penelitian pada situs Matesih, beberapa artefak ditemukan yaitu antara lain gerabah, fragmen keramik asing, fragmen besi, manik-manik dan bekas liang lahat.
Jika diinterpretasikan, bangunan-bangunan batu yang ada di kedua situs ini berfungsi sebagai tempat pemujaan sekaligus tentat penguburan.
4. Desain Batu
Struktur batu temu gelang yang ada di Situs Watu Kandang Matesih terdiri dari beberapa variasi bentuk, seperti persegi panjang, oval, dan tidak beraturan.
Ukurannya ada yang besar (panjang atau diameter lebih dari 150 cm) dan ada pula yang berukutan kecil (panjang atau diameter kurang dari 150 cm).
5. Mirip Stonehenge
Situs watu kandagng ini selain itu ditemukan juga beberapa menhir atau bebatuan yang berdiri tegak menjulang ke angkasa sebagai lambang arwah nenek moyang alias menhir di Situs Watu Kandang Matesih.
Tahta batu itu sering disebut dengan kursi batu, bebatuan yang berdiri tegak di lahan seluas dua hektare itu mirip lokasi stonehenge di Inggris.
Warga setempat sengaja tidak menyingkirkan bebatuan itu karena menyadari bahwa menhir tersebut merupakan situs prasejarah.
6. Fakta Menarik
Penduduk setempat menyebutnya watu kandang, watu adalah bahasa Jawa yang berarti batu. Kandang dimaknai mengurung. Sekumpulan batu dengan formasi melingkar seperti mengurung atau kandang.
Para arkeolog menyebutnya formasi temu gelang (stone enclosure), sekelompok batu (menhir) yang disusun dalam bentuk formasi melingkar temu gelang.
7. Budaya Megalitik
Situs Watu Kandang ini berasal dari tradisi megalitik berkenaan dengan kesinambungan fase kehidupan dan kematian, pendirian bangunan megalitik ditujukan pada mediasi antara orang hidup dengan roh nenek moyangnya.
Tradisi ini bersifat universal banyak dijumpai di daerah lain, penelitian berlangsung terus dengan temuan bukti yang mendukung dan kini kita dapat belajar jejak sejarah dari Situs Matesih alias Situs Watu Kandang.