8 Masjid Tertua di Solo, Cocok untuk Wisata Religi dan Belajar Sejarah

WISATA MASJID TERTUA- Mengungkap Masjid Tertua Di Solo, Cocok untuk Wisata Religi dan Belajar Sejarah
WISATA MASJID TERTUA- Mengungkap Masjid Tertua Di Solo, Cocok untuk Wisata Religi dan Belajar Sejarah

DISWAYSOLO.ID – Solo memiliki beberapa masjid tertua yang usianya tak lagi muda dan dijadikan untuk wisata religi. Sejarah, lokasi, dan daya tariknya menarik untuk diketahui.

Menjelajahi masjid-masjid tertua di Kota Solo bisa menjadi pilihan untuk menghabiskan waktu bersama keluaraga dan reakreasi dan beribadah.

Seiring dengan pesatnya peradaban Islam, banyak dibangun masjid-masjid tertua yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Tidak hanya pada arsitektur bangunan yang indah, namun perjalanan sejarah masjid-masjid tersebut memberikan banyak kontribusi besar bagi perkembangan Solo.

Masjid tertua di Solo ini untuk Anda umat Muslim yang mungkin berada di Solo atau berencana mengunjungi Kota Bengawan, untuk berwisata sambil beribadah.

  1. Masjid Agung Surakarta

Dibangun tahun 1763 oleh Pakubuwono III, masjid ini didominasi warna biru dengan bagian solat jamaah putra yang sokonya terbuat dari kayu-kayu jati yang dulunya diambil dari Hutan Donoloyo Wonogiri.

Di Masjid Agung Surakarta di pintu-pintu kayunya terdapat ukiran kayu berbentuk bledek yang mencerminkan kekuasaan Allah, masjid ini juga dilengkapi dengan Menara yang menjulang setinggi 33 m.

  1. Masjid Al-Wustho Mangkunegaran

Masjid yang berlokasi di dekat Istana Mangkunegaran ini diprakasai Mangkunegaran, masjid Al-Wustho bangunannya cukup unik dan khas, bagian depan masjid dikelilingi pagar berwarna putih dan bagian Pintu gerbang berupa gapura putih bertuliskan kaligrafi.

erdapat beberapa bagian dari masjid ini seperti serambi, ruang solat utama, pawastren, menara dan maligin, maligin dulunya digunakan khitan bagi keluarga kerajaan Mangkunegaran.

  1. Masjid Laweyan

Masjid Laweyan konon merupakan Masjid tertua yang sudah ada sejak jaman kerajaan pajang sekitar  500 tahun yang lalu, menyatu dengan komplek cagar budaya makam Ki Ageng Henis yang merupakan penasihat Kerajaan Pajang.

Baca Juga:  Bakal Calon Bupati Tegal Mu’min Datangi Kantor Bawaslu, Ajukan Sengketa Pilkada terkait Keputusan KPU

Di masjid ini terdapat 3 lorong jalur masuk masjid yang menggambarkan Islam, iman dan ihsan, bangunan masjid Laweyan terdiri 12 tiang masjid yang berasal dari kayu jati serta terdapat bedug dan kentongan yang sudah berusia ratusan tahun.

  1. Langgar Merdeka

Di kawasan Kampung Batik Laweyan juga terdapat masjid yang tak kalah bersejarahnya, masjid tersebut banyak dikenal dengan sebutan Langgar Medeka.

Masjid tersebut berada tepat di pinggir jalan raya dan cukup mudah terlihat lantaran bangunannya yang unik dengan dominasi warna hijau.

  1. Masjid Darussalam

Masjid tertua ini merupakan bangunan tua yang dibangun sekitar tahun 1900-an oleh para perantau masyarakat Banjar yang tinggal di Solo.

Masjid yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jayengan, Serengan ini memiliki gaya arsitektur yang unik, yaitu perpaduan Jawa dan Sumatera.

  1. Masjid Al Fatih Kepatihan

Pembangunan masjid ini merupakan inisiatif Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV, Pepatih Dalem, atas perintah Pakubuwono IX, dikisahkan bahwa pembangunan masjid ini juga sebagai mahar lamaran PB IX kepada salah satu putri, yang kemudian menjadi istrinya.

Di dalamnya terdapat empat saka guru dan diperkuat oleh delapan saka rawa dari kayu jati, di sebelah kanan dan kiri mihrab masjid Al Fatih, terdapat jendela besar dengan kusen dan daun jendela dari kayu jati dilengkapi dengan terali besi.

  1. Masjid Al Hikmah

Masjid tertua ini yang berdiri di Jalan Gatot Subroto, Kratonan, Serengan, Solo ini merupakan simbol kerukunan umat beragama di Kota Solo.

Masjid Al Hikmah sudah berdiri sejak tahun 1947 dan setiap perayaan agama, kedua tempat ibadah tersebut saling menghargai dan menghormati satu sama lain. (*)